Sidrap — Malam itu, Kamis, 7 November 2024, di Kadidi dan Rappang, suasana terasa sejuk. Udara dingin merayap lembut, membawa aroma dedaunan yang damai.
Cahaya bulan memantul di antara pepohonan, menciptakan bayang-bayang yang menghiasi wajah-wajah penuh harap. Malam itu, Calon Bupati Sidrap, H. Mashur, datang bersama pasangannya, H. Nasiyanto. Mereka bukan sekadar menyapa, tapi mendengarkan.
Sosialisasi. Dialog. Tanpa pidato panjang, hanya obrolan dari hati ke hati, tentang masa depan yang dicita-citakan warga untuk Sidrap.
H. Mashur tersenyum hangat, menyampaikan sapaan kepada setiap orang yang hadir. Perlahan, ia mulai memaparkan visi dan program unggulannya. Program yang ia sebut sebagai “HAMAS NA.” Bukan janji kosong, namun harapan besar bagi Sidrap, yang ingin ia dan H. Nasiyanto wujudkan bersama masyarakat.
Dalam programnya, ia berbicara tentang pendidikan. Ia menyebutnya Macca, visi untuk sekolah-sekolah yang lebih layak dan dilengkapi teknologi modern, agar anak-anak Sidrap tak hanya bermimpi, tapi benar-benar maju bersama perkembangan zaman. “Beasiswa untuk yang berprestasi dan kurang mampu, agar tak ada yang tertinggal,” ujarnya lembut, matanya menyapu hadirin.
Pembicaraannya mengalir ke sektor pertanian. Ia ingin menciptakan stabilitas harga bagi petani, memastikan pupuk tersedia dan merata, serta merancang kawasan industri berbasis buah di Pitu Rawa dan Pitu Riase. “Kami buka akses ke pasar nasional, bahkan internasional,” ucapnya dengan suara tenang namun penuh keyakinan.
Ia melanjutkan dengan Madising—kesehatan bagi masyarakat. Rumah Sakit Regional akan dibangun, tenaga medis ditambah, dan pelayanan BPJS gratis akan diperkuat. “Kesehatan adalah fondasi hidup yang layak,” ungkap H. Mashur, penuh kepedulian.
Di bidang infrastruktur, yang ia sebut Madeceng, ia berjanji untuk memperbaiki jalan desa, jembatan, hingga penerangan. Bahkan, ia membayangkan Danau Sidenreng menjadi destinasi wisata terbaik Indonesia. “Sidrap akan MENYALA, terang dan aman untuk semua,” katanya, membuat warga tersenyum menyambut harapan baru itu.
H. Mashur juga berbicara soal nilai keagamaan melalui program Mabbarakka. Ada insentif untuk imam masjid, umrah gratis, hingga ambulans di setiap masjid. “Kami ingin Sidrap bersujud, dekat dengan Tuhan,” ucapnya rendah, namun terdengar dalam di hati yang mendengarkan.
Untuk kesejahteraan masyarakat, Sidrap Berdaya, dukungan bagi UMKM, pelatihan, dan pusat kuliner akan didorong. “Semua yang ingin berusaha akan kami fasilitasi,” tegasnya, penuh semangat membantu warga Sidrap meraih kemandirian ekonomi.
Ia juga ingin Sidrap aman dari penyakit sosial. Lewat Malebbi, ia berjanji mengaktifkan poskamling dan meningkatkan patroli malam. Dengan tatapan penuh keyakinan, ia berkata, “Kami ingin masyarakat merasa aman.”
Dalam hal pemerintahan, yang ia namakan Makessing, H. Mashur menginginkan tata kelola yang jujur, profesional, dan melayani dengan cepat. Pajak yang ringan, beasiswa untuk ASN berprestasi, semuanya demi warga yang lebih bahagia dan Sidrap yang berdaya.
Obrolan malam itu berakhir dengan harapan dan doa. H. Mashur dan H. Nasiyanto bukan hanya berbicara; mereka mendengarkan. Mereka memahami. Warga pulang membawa harapan baru, seolah bulan malam itu ikut tersenyum, menyaksikan mimpi-mimpi Sidrap yang semakin dekat di hati.(*)