Sidrap — Langit Watang Sidenreng cerah malam itu. Desa Taluma’e, yang biasanya senyap, kini penuh sesak. Warga berdatangan. Mulai dari pemuda hingga para orang tua yang bersandar pada tongkat.
Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Sidrap nomor urut 1, Muh Yusuf Dollah dan Muh Datariansyah, hadir malam itu. Tim DOATA—begitu mereka disapa—menyapa dengan senyum. Dengan bahasa yang akrab dan mengalir, DOATA menumpahkan rencana, visi, serta janji.
Di atas panggung sederhana, Yusuf Dollah berbicara. Dengan suara tenang namun penuh energi, ia mulai memaparkan satu per satu program. Bukan program biasa. Ini adalah janji-janji untuk rakyat kecil, kata Yusuf. “Kami tahu apa yang kalian butuhkan. Bukan kata-kata indah, tapi tindakan nyata,” ujarnya.
Sorak sorai menyambut.
PBB Nol Rupiah untuk Mereka yang Berhak
Yusuf mengawali dengan janji untuk membebaskan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) bagi warga kurang mampu. “PBB dengan nilai objek di bawah lima puluh ribu, tidak ada lagi yang bayar,” katanya tegas. “Pemerintah yang menanggung!”
Desa Taluma’e terdiam. Seorang ibu terlihat meneteskan air mata. Betapa pajak, bagi sebagian orang, hanyalah angin lalu. Tapi bagi yang hidup dengan sesuap nasi dan secangkir air, ini adalah beban.
Listrik Cuma-Cuma
“Daya 450 sampai 900 KWH—itu hak rakyat kecil untuk hidup terang,” lanjut Yusuf, menerangkan program listrik gratis.
Warga bertepuk tangan. Di mata mereka, DOATA bukan hanya bicara, tetapi mendengarkan, merasakan. Mereka yang tahu bagaimana kerasnya hidup tanpa listrik atau ketika terpaksa harus menunggak.
Rumah Layak, Hidup Layak
Program unggulan lainnya: 1.000 bedah rumah setiap tahun. Mimpi jadi kenyataan bagi yang selama ini terkurung dalam dinding-dinding reyot. “Seribu rumah kita bangun, agar semua punya tempat yang layak,” kata Yusuf, dengan nada haru.
Bagi sebagian warga Sidrap, rumah hanyalah mimpi yang tak tercapai. Dengan janji DOATA ini, harapan melambung. Mereka membayangkan tempat berteduh yang kokoh, tempat anak-anak tumbuh tanpa atap bocor atau dinding lapuk.
Kesehatan Tanpa Hambatan
Lanjut Yusuf, kali ini berbicara soal kesehatan. Pengobatan gratis dan layanan antar-jemput bagi warga sakit. Bayangkan, tak perlu lagi cemas soal biaya rumah sakit atau bagaimana caranya ke klinik.
“Orang sakit, biarkan urusan kesehatan menjadi prioritas. Bukan lagi soal bayar ini, bayar itu,” kata Yusuf tegas.
Seragam Sekolah untuk Masa Depan
Seragam gratis bagi siswa miskin di TK, SD, dan SMP. Di mata Yusuf, pendidikan adalah pintu bagi masa depan Sidrap. Semua anak layak mendapat kesempatan yang sama, katanya, tanpa hambatan ekonomi.
Jalan, Jembatan, dan Harapan Baru
Taluma’e, Watang Sidenreng, dan seluruh Sidrap di bawah naungan program infrastruktur 5 miliar per kecamatan tiap tahun. Bukan hanya janji, tapi mimpi yang mulai terlihat di depan mata. Tak ada lagi jalan berlubang atau jembatan reyot.
“Transportasi lancar, ekonomi berputar!” teriak salah seorang warga di barisan belakang.
Mereka yang Mengabdikan Diri, Kini Mendapat Penghargaan
Di akhir pidatonya, Yusuf Dollah berbicara soal imam masjid, pegawai syara, dan guru mengaji. Bagi DOATA, mereka adalah penjaga moral dan spiritual. Kini, janji mereka: tunjangan kesejahteraan. Agar tak ada lagi khatib yang berjuang di tengah kesulitan.
Yusuf Dollah menutup dengan satu pesan. “Dukung kami pada 27 November nanti. Bukan sekadar memilih, tapi menentukan arah baru. Arah Sidrap yang lebih adil, lebih manusiawi.”
Malam itu, Taluma’e berubah menjadi panggung harapan. Di tengah warga yang pulang membawa secercah janji, terselip doa dan percaya—bahwa esok bisa lebih baik.(*)